Paper Teori Akuntansi
"Tren Dalam Akuntansi"
Dosen pengampu :
Harjanti Widiastuti
Disusun Oleh :
Atika Maghfirah
20100420107
Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
2013
BAB I
1. Pendahuluan
Akuntansi sebagai ilmu terus
beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi di mana ia berada sehingga
perkembangan social ekonomi juga memengaruhi perkembangan ilmu akuntansi itu
sendiri. Teori akuntansi merupakan guidance yang mengarahkan perkembangan itu
sendiri sehingga tetap berada dalam kerangka teoritis yang sudah disepakati,
kendati pun dengan terjadinya revolusi ilmu pengetahuan seperti yang
digambarkan oleh Kuhn maupun Poppe dari biasa saja muncul perkembangan yang
sama sekali keluar dari kerangka teori yang sudah menjadi konvensi.
Dalam bab ini akan membahas
beberapa tren dalam akuntansi yang merupakan arah yang kemungkinan akan dituju
oleh ilmu akuntansi atau bias saja tidak sampai mencapainya. Namanya tren hanya menunjukkan kecenderungan yang
dilihat saat ini. Kenyatannya akan terbukti kemudian. Tugas akademisi dan
professional adalah untuk bermimpi, melihat, menganalisis, dan ikut
mengembangkan tren itu sehingga konvensi dan menambah manfaat ilmu itu membantu
masyarakat secara luas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tren Dalam Akuntansi
Adolf J.H. Enthoven (1995) dalam accounting Research Monograph
No. 5 dengan judul Mega Accountancy Trends, berdasarkan Mega Trendnya 2000-nya
Naisbitt, ia merefleksikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai
berikut:
1. Perlunya akuntansi memberikan
pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2. Perlunya keterpadauan akuntansi
dengan bidang dan disiplin lainnya.
3. Perlunya mengedintifikasi,
mengukur, dan melaporkan informasi yang lebih relevan.
Kemudian untuk mengantisipasi tren
diatas maka enthoven menganjurkan penyempurnaan infrastruktur akuntansi agar
bisa memenuhi tuntutan tren tersebut.
a. Penyempurnaan sistem pendidikan,
pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi.
b. Struktur dan persyaratan sosio
ekonomi dan budaya.
c. Persyaratan legal, status, dan
persyaratan lainnya.
d. Praktek profesi dan kelembagaan
akuntansi.
Trend itu yang dibuat Enthoven ini
beranjak dari megatrendnya Naisbitt yaitu:
a. Dunia akan bergerak dari ekonomi
nasional ke ekonomi global.
b. Dasar pemikiran orang akan beralih
dari dari skup jangka pendek ke skup jangka panjang.
c. Ciri masyarakat kita akan beralih
dari masyarakat industri ke masyarkat informasi.
d. Struktur organisasi akan berubah
dari yang bersifat hierarki dengan inti kekuasaan ke struktur organisasi yang
bersifat jaringan atau net working, kekuasaan sudah tidak dikedepankan lagi.
e. Pilihan semakin banyak sehingga
masyarakat beralih dari dua pilihan kepilihan banyak.
f. Pertumbuhan ekonomi beralih dari
dunia bagian utara ke dunia bagian selatan
g. Keterlibatan politik masyarakat
akan beralih dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipasi.
h. Dari bantuan institusi ke bantuan
mandiri.
i.
Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke
teknologi lunak.
j.
Kekuasaan akan beralih dari sentralisasi ke desentralisasi.
Dari ke-10 shift inilah yang
dijadikan dasar enthoven untuk memprediksi pengaruh tren itu kedalam profesi
dan bidang ilmu akuntansi.
B.
Beberapa Topik Baru Dalam Akuntansi
Perkembangan terakhir yang masih
terus menjadi bahan riset dan pengembangan bidang akuntansi yang menjadi tren
diantaranya adalah:
1. Akuntansi internasional atau
akuntansi global.
2. Akuntansi islam.
3. Akuntansi sumber daya manusia.
4. Triple entry accounting system.
5. Employee reporting.
6. Value added reporting.
7. Akuntansi perilaku.
8. Multi diciplines paradigma.
9. Akuntansi dan pembangunan
berkelanjutan.
10. Efficiency market hypothesis.
11. Krisis akuntansi
1. Akuntansi
Internasional
Definisi akuntansi internasional adalah memperluas
akuntansi yang bertujuan umum (general purpose yang berorientasi nasional) dalam arti luas untuk:
v Analisa komparatif internasional
v Pengukuran
dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis
mulitnasional
v kebutuhan
akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
v harmonisasi
keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi,
profesi dan pembuatan standar.
Perkembangan bisnis secara global
menuntut perubahan-perubahan mendasar terhadap sistem laporan keuangan sesuai
dengan standar internasional. IFRS (International Financial Reporting Standard)
merupakan syarat mutlak yang akan diberlakukan untuk setiap institusi bisnis
yang terdaftar di lantai bursa Amerika dan Eropa. Walaupun begitu, IFRS masih
menjadi polemik untuk beberapa negara khususnya di Jepang maupun Indonesia
bahkan memilki image negative di kalanganpara akuntan. Namun IFRS tidak
mengakui net income tetapi comprehensive income yang ternyata
justru dianggap merugikan karena yang akan tercantum dalam laporan
keuangan adalah perusahaan yang terus merugi. Sehingga nilai asset bisa
mengalami revaluasi beberapa kali. Padahal, pajak baru boleh direvaluasi setelah
5 tahun. Amerika serikat memutuskan untuk memakai IFRS mulai tahun 2011
sedangkan Uni Eropa sudah mulai mewajibkan untuk mempersiapkan laporan keuangan
dengan standar IFRS. Penerapan IFRS diawali dengan proses harmonisasi,
membandingkan dengan local standard (GAAP- generally acceptance accounting
principles. Kemudian diikuti dengan convergence, menyatukan standar lokal
dengan IFRS dan akhirnya full adoption, menggunakan standar IFRS sepenuhnya.
Internasionalisasi Profesi
Akuntansi adalah Komunitas investasi internasional akan menginginkan kerjasama
internasional antar akuntan-akuntan profesional dan bahwa organisasi –
organisasi akuntansi internasionaal harus mampu memberikan keharmonisan
profesional yang lebih baik diseluruh dunia. Praktik professional internasional
dari akuntansi profesional terdapat dalam 3 tingkat, yang hampir pararel dengan
struktur sektor sektor idustri dalam ekonomi atau pola organisasional umum dari
sisttem penyediaan jasa professional.
Ada 3 kekuatan utama yang mendorong
bidang akuntansi kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh. Kekuatan
kekuatan itu adalah :
·
Faktor lingkungan
·
Internasionalisasi dan disiplin akuntansi
·
Internasionalisasi dari profesi akuntansi.
·
Faktor - Faktor Lingkungan
Baik Negara maju atau Negara berkembang besar
atau kecil pada belahan bumi yang satu ataupun yang lain, semuanya mengalami
hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan ekonomi yang tinggi. Ada 15 faktor lingkungan yang memberi dampak pada akuntansi.
Pemilihan bersifat subyektif dan daftarnya bisa berubah dengan berlalunya
waktu.
·
Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Tiga faktor Kunci telah memainkan
peranan yang menentukan dalam internasionalisme (bidang atau disiplin)
akuntansi:
1. Spesialisasi
Seperti halnya ilmu kedokteran, pada saat ini
spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu fakta misal di USA dan
Jerman.akuntansi internasionak adalah satu bidang keahlian yang diakui dalam
bidang akuntasi bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi
perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem
informasi.
2. Sifat internasional dari sejumlah masalah teknis
Perdagangan
internasional, operasi bisnis multinasinal, investasi asing dan
transaksi-transaksi
3. Alasan historis
Sejarah akuntansi
adalah sejarah internasional .Pembukuan double entry yang dianggap sebagai asal
mula akuntansi yang ada sekarang yang bermigrasi ke beberapa negara termasuk
indonesia. Wansan akuntasi dengan demikian, bersifat internasional.
2.
Akuntansi islam
Menurut Sofyan S. Harahap dalam (Akuntansi Social ekonomi
dan Akuntansi Islam hal 56) mendefinisikan :”Akuntansi Islam atau Akuntansi
syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah
Islam. Akuntansi syariah ada dua versi, Akuntansi syariah yang yang secara
nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat menggunakan sistem nilai
Islami khususnya pada era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan pemerintah Islam
lainnya. Kedua Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan
ekonomi dan sosial dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis yang
berbeda dari sistem nilai Islam. Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam
merespon situasi masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah
produk masanya yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang
disuplainya.
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa
kaidah akuntansi dalam konsep islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan
sebagai kumpulan dasar – dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan
dari sumber –sumber syariah islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang
akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran,
pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu
kejadian atau peristiwa. Dan dapat diketahuai tujuan dari akuntansi adalah sebagai
alat bantu (tool) melalui penyajian informasi untuk memberikan
pertanggungjawaban atas segala pengelolaan (amanah) atau kekayaan yang
diberikan kepadanya sehingga pelaksanaan syariah berjalan sebagaimana mestinya
sehigga membawa pihak-pihak yang berkepentingan memperoleh kemenangan di dunia
dan akhirat (falah atau fauzul adhim, dan tempat kembali yang baik atau surga).
3. Akuntansi sumber
daya manusia.
The
Comitee on Human Resources Accounting dan AAA (Belkaoui 1985). mendefinisikan ASDM adalah “Proses
mengidentifikasi dan mengukur data tentang sumber daya manusia dan menyampaikan
informasi ini kepada mereka yang berkepentingan Ada tiga fungsinya, yaitu :
1) sebagai kerangka kerja untuk membantu pengambilan keputusan
didalam SDM
2) Memberikan informasi kuantitatif tentang Biaya dan nilai SDM
sebagai unsure organisasi
3) memotivasi manager mengadopsi informasi SDM dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut orang.
Belkaoui
(1995) mendefinisikan akuntansi SDM sebagai suatu proses mengidentifikasi,
mengukur data tentang SDM dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang
berkepentingan. Dari defenisi ini terdapat tiga tujuan akuntansi sumber daya
manusia :
1. Mengidentifikasi nilai
sumber daya manusia
2. Mengukur biaya
dan nilai manusia yang dikontribusikan kepada perusahaan
3. Mengkaji pengaruh
pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku manusia
Akuntansi SDM
mencoba mencatat pengeluaran untuk sumber daya manuasia sebagai investasi atau
aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali pengeluaran minor tertentu yang
dikelompokan langsung sebagai biaya). Pengeluaran dicatat sebagai investasi pengeluaran
rekrutmen, hiring, formal, dan informal training, orientasi, pengembangan, dan
lain sebagainya. Jumlah investasi ini
dikapitalisasi dan akan diamortisasi secara periodic menurut taksiran tenure
dari staf yang bersangkutan. Dalam hal ada pengunduran dari staf dicatat
sebagai kerugian.
Tujuan
Akuntansi Sumber Daya Manusia (ASDM) ini adalah memberikan informasi tentang
sumber daya manusia dalam suatu perusahaan yang berguna bagi pengambil
keputusan. Secara umum fungsi ASDM ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk melengkapi informasi tentang nilai SDM untuk digunakan
dalam proses pengambilan keputusan tentang perolehan, alokasi, pengembangan,
pemeliharaan SDM agar tercapai efektifitas tujuan organisasi
2.
Untuk memberikan informasi kepada
manajer personalia agar dia dapat secara efektif memonitor dan menggukanakan
SDM
3. Memeberikan indicator dalam pengawasan aktiva. Misalnya
apakah akiva ini dipertahankan; dijual atau dinaikkan, berapakah
nilainya?apakah nilai sumber daya ini berkurang atau naik selama periode
tertentu.
4. Membantu
pengembangan prinsip manajemen dengan menjelaskan akibat keuangan dari berbagai
praktik ASDM
Di lain pihak,
Belkaoui (1995) mengemukakan beberapa argument yang mendukung keberadaan ASDM
ini sebagai berikut :
1)
Untuk bisa
memenangkan strategi persaingan yang semakin tajam karena dengan adanya ASDM
ini manajemen memiliki informasi yang lengkap, akurat dan relevan tentang SDM
sehingga manajemen SDM Lebih baik.
2)
Dengan gelombang
ketiga sebagaimana dikemukakan oleh Alvin Toffler akuntansi SDM ini sangat
berperan. Toffler mengemukakan ada tiga gelombang perkembangan dunia,
gelombang pertama ekonomi didominasi dan digerakkan sector pertanian dan
pertambangan, gelombang kedua ekonomi digerakkan oleh sector industri dengan
upah buruh yang murah, sedangkan gelombang ketiga ditandai dengan knowledge
work atau knowledge badan ekonomi dimana ekonomi digerakkan oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada era ini dibutuhkan manajemen yang sangat tepat
untuk SDM Itu, jika tidak bisa merugikan perusahaan.
3)
Konflik antara pemilik modal dan
buruh. Dalam situasi dimana konflik antara pemilik modal dan buruh maka sering
yang terjadi adalah akuntansi partisipan yang juga disebut Partisan Accounting
atau Adversary Accounting. Adversary Accounting ini adalah metode pencatatan
akuntansi yang mementingkan pihak sendiri umumnya pemilik modal sehingga pihak
lain merasa dirugikan sehingga muncul lagi konflik. Situasi inilah yang
memunculkan employee reporting, human resources, accounting dan valur added
reporting. Dengan adanya ASDM ini maka diharapkan konflik ini dapat
diharmonisasikan.
4) Mendukung Empowerment Procces. ASDM ini dapat mendukung
empowerment process yaitu suatu proses meningkatkan perasaan peraya diri di
antara anggota organisasi melalui identifikasi keadaan yang menimbulkan
ketidakberdayaan dan dengan menghilangkan ketidakberdayaan ini oleh praktik
organisasi formal dan teknik informal lainnya melalui pemberian informasi yang
efektif. ASDM akan sangat membantu melaksanakan memberikan informasi dalam
empowerment process ini.
Sumber
daya manusia sangat berbeda dengan aktiva perusahaan yang lainnya, dimana ia
memiliki kemampuan fisik dan kemampuan untuk menghasilkan keuangan perusahaan.
Manajemen Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Flamholts (1974:11) terdiri
dari :
1. Akuisisi Sumber Daya Manusi
2. Pengembangan Sumber
Daya Manusia
3. Kebijaksanaan Akuisisi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Alokasi Sumber Daya
Manusia
5. Konservasi Sumber Daya Manusia
6. Penggunaan Sumber Daya Manusia
7. Penilaian dan pemberian penghargaan
kepada Sumber Daya Manusia
8. Keseluruha Fungsi Sumber Daya Manusia itu.
4.
Triple entry accounting system
Kalau dahulu kita mengenal single
entry dan double entry maka sekarang kita mengenal triple entry. Dalam sistem
ini, transaksi dicatat tiga dimensi. Model ini merupakan pengembangan dari
double entry bookeeping system. Dalam model ini bukan saja transaksi yang
mempengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan pasiva yang dilaporkan tapi juga
force atau power yang menyebabkannya, sehingga laporan neraca misalnya
menyajikan WEALTH = CAPITAL = FORCE. Triple entry memiliki force account yang
mencatat beberapa faktpr antara lain perubahan harga, perubahan jumlah, atau
perubahan volume terhadap arus hasil dan biaya. Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah
informasi kepada pembaca khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan
yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.
5.
Employee Reporting
Employee reporting merupakan bentuk
laporan keuangan yang memuat informasi yang relevan bagi karyawan atau serikat
pekerja. Beberapa hal yang mendesak dan mendorong perlunya employee reporting
ini (Purdy dalam belkaoui,1985), Beberapa
hal yang mendesak dilakukan employee reporting ini adalah :
1.
Tekanan semakin besar akan perlunya full disclosure.
2.
Praktek dan masalah yang berkaitan dengan hubungan
perburuhan.
3.
Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan.
4.
Perkembangan di negara lain akan perlunya informasi
dimaksud.
Beberapa
informasi penting yang diminta dilaporkan dalam employee reporting ini adalah:
1.
Jumlah pegawai
2.
Lokasi tempat kerja
3.
Umur kekayaan
4.
Jam kerja
5.
Biaya tenaga kerja
6.
Program pension
7.
Program jaminan social, kecelakaan kerja, kesehatan dan hari
tua
8.
Pelatihan dan pendidikan
9.
Pengakuan terhadap serikat pekerja
10. Daftar
karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin
6.
Value Added Reporting
Value Added Reporting (VAR) atau
laporan pertambahan nilai berkaitan juga dengan akuntansi SDM dan pelaporan
karyawan terutama dalam hal informasi yang disajikan.VAR ini masih belum
diwajibkan ebagai laporan utama diberbagai negara, jadi masih dalam tahap wacana
akademik. VAR ini
sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
utama, neraca, laba rugi,
arus kas. Karena semua laporan ini gagal memberikan informasi :
a.
Total produktivitas dari perusahaan
b.
Share dari setiap stakeholders yang ikut dalam proses
manajemen yaitu : pemegang saham, kreditur, pegawai dan pemerintah.
VAR berusaha untuk mengisi
kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi tentang kompensasi yang
diberikan kepada pegawai yang dapat digunakan baik oleh pegawai maupun mereka
yang berkepentingan lainnya terhadap informasi kegiatan SDM dan prestasi
perusahaan. Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada
laba maka VAR menekankan pada upaya meng-generate kekayaan Karena laba biasanya
hanya menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham saja bukan seluruh tim
yang terlibat dalam kepentingan perusahaan.
7.
Akuntansi keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem
untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam
proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah
memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan
sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan
perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari
suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai
eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan
untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki
suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih
berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.
Binberg dan Shields (1989)
mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school)
, yaitu :
1.
Pengendalian manajemen (management control)
- Pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing)
- Desain sistem informasi (information system design)
- Riset audit (audit research)
- Sosiologi organisasional (organizational sociology)
Informasi akuntansi dirancang untuk
suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun diluar
perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses
perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas
yang saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan
didalam perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan
pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun
yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas
akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta
tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan
berikut ini :
- Memberikan gambaran state of the art terhadap
minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenankan
- Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
- Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan
riset melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan
perpajakan
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih
disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social
secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu
pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka.
Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan
teknik berikut ini :
- Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis
terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
- Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat
yang relevan terhadap perencanaan strategis
- Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna
memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
8.
Multi diciplines paradigma
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin munculnya paradigma baru yang
pada akhirnya menimbulkan ketergantunagn dan keterkaitan yang semakin erat
antara satu disiplin ilmu dengan ilmu lainnya. Fenomena ini juga melanda akuntansi. Oleh
karena itu, perkembangan disiplin dan profesi akuntansi di tanah air jangan
sampai lengah dan terlambat mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi yang
demikian cepat.
9.
Akuntansi dan Pembangunan
Berkelanjutan
Akuntansi ini mencoba menjelaskan
perlunya alat ukur untuk memudahkan para pengambil keputusan dalam memanage
masalah pembangunan, lingkungan, dan aspek social ekonominya.
10. Hipotesis Pasar Eisien
Teori ini menyatakan bahwa pasar akan menyesuaikan diri dengan
setiap informasi baru yang dikeluarkan mengenai saham.
Ada beberapa syarat untuk menciptakan pasar yang efisien,
yaitu:
1.
Tidak ada biaya transaksi dalam
perdagangan saham.
2.
Semua informasi tersedia secara
Cuma-Cuma bagi semua peserta pasar.
3.
Semua sepakat terhadap implikasi
informai saat ini terhadap harga sekarang dan distribusi harga masa yang akan
dating dari tiap saham.
11. Krisis Akuntansi
Krisis akuntansi mungkin muncul dari :
1.
Profesi akuntansi
2.
Kecurangan dalam lingkungan akuntansi
3.
Menurunnya workload dalam proses
akuntansi
4.
Iklim organisasi di kantor akuntan
5.
Problema produksi ilmu pengetahuan
dalam akuntansi
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
http://ailuvhunn.blogspot.com/2010/01/riset-akuntansi.html Diakses Pada Tanggal 23 Desember 2013.
http://anggakuntansi.blogspot.com/2011/11/tren-dalam-akuntansi.html Diakses Pada Tanggal 25 Desember 2012.
http://nengah-widya.blogspot.com/2012/04/definisi-akuntansi-internasional.html
Diakses Pada Tanggal 7 Januari 2013.
http://sahlan-safa.blogspot.com/2012/12/akuntansi-dalam-islam_1944.html
Diakses Pada Tanggal 7 Januari 2013.
http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2167118-akuntansi-sumber-daya-manusia/
Diakses Pada Tanggal 7 Januari 2013.
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.com/
Diakses Pada Tanggal 7 Januari
2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar